Soto ayam
Hari ini, sebuah keajaiban Vivi datang jauh sebelum bel masuk berbunyi. Bahkan ia menjadi yang pertama datang. Emang sih dia piket hari ini. Tapi, bukan itu alasan utama ia datang pagi. Ia ingin mengucapkan permintaan maaf ke Vino atas apa yang sudah ia lakukan dengan almetnya kemarin. Vino bisa dibilang cukup rajin. Ia menjadi salah satu siswa di kelasnya yang sering datang pagi. Jadi, Vivi ingin meminta maaf saat belum banyak yang datang. Karena jika sudah banyak yang datang, ia sudah tau apa yang akan terjadi, yaitu… diledekin.
Akhirnya yang di tunggu tunggu datang juga. Untungnya, Vino menjadi orang kedua yang datang setelah Vivi. Makin bebas deh Vivi buat minta maaf.
“Eumm… Vino”
Vino yang baru duduk masih tidak melihat ke arah Vivi.
“Apa ?”, jawab Vino singkat
Vivi tidak menjawab. Ia hanya mengarahkan kantong plastik bening berisi soto ayam yang sudah dibuat oleh ibunya ke arah Vino.
“A-Aku minta maaf yang kemarin. Udah bikin kamu diliatin pas upacara dan bikin badan kamu gatel gatel. Ini, pesenan kamu semalem”, kemudian Vino meraih soto ayam tersebut dan ia taruh di mejanya.
“Iya. Sebenernya lo ngga perlu kok beneran ngasih gue ini. Maaf ya udah ngerjain lo”, Vino masih menatap wajah Vivi, bikin yang ditatap salting.
Ngga lama, ada satu orang yang datang. Diikuti oleh yang lainnya. Karena takut ada yang ngeledekin, Vivi pun duduk kembali di kursinya. Dengan senyum yang tiada henti terpancar di wajahnya.